Ada pemandangan menarik ketika saya jalan-jalan ke Braga City Walk Bandung. Di depan Supermarket besar (Carefour?) terdapat mini market yang di buka persisi di depan pintu supermarket tersebut. Saya terkejut apa ngga salah mereka buka usaha di lokasi itu. Maklum kalau dari segi barang dagangan pasti kalah lengkap, dari sudut harga dia kalah bersaing, tapi ko ini berani buka usaha di sini. Kita bisa membandingkan dengan sesuatu yang besar melawan yang kecil. Masih terasa aneh bagi saya. Saya pikir orang yang punya minmarket ini ngga pernah belajar marketing.
Saya melewati mini market itu hendak ke carefour untuk beli beberapa keperluan, baru di depan pintu carefour saya langsung berhenti. Saya melihat sangat lebar dan luas tentu dibandingkan minimarket tadi. Saya hanya memerlukan beberapa minuman dan kue kecil semacam coklat yang pasti itu juga tersedia di minimarket tadi. daripada saya menjelajahi ruangan yang begitu luas, akan menghemat waktu kalau saya memutuskan untuk mengalihkannya ke minimarket tadi.
Akhirnya saya masuk ke minimarket dan saya memperoleh barang-barang yang dibutuhkan dengan lebih cepat dan efisien. harga tidak terlalu berbeda. Saya juga melihat pengunjung lain yang berbelanja untuk keperluan-keperluan yang tidak banyak di mini market ini. Sungguh menarik. Sungguh jeli pikirku. Pengusaha ini memanfaatkan celah yang tak terpikirkan oleh ku.
Selasa, 26 Januari 2010
Senin, 25 Januari 2010
Sekolah Publik Speaking
Ini adalah salah satu sekolah yang ingin sekali saya dirikan, kenapa ? karena setiap kali kita berkumpul, mengadakan rapat atau membicarakan sesuatu di forum resmi kita sering menyaksikan bagaimana orang tidak bisa berbicara di depan umu secara baik.
Semua keahlian tersebut bisa dilatih secara terus menerus, sehingga menjadi seorang pembicara publik yang ulung. Di Indonesia masih sangat jarang padahal saya meyakini seyakin-yakinnya bahwa banyak orang yang ingin sekali bisa bicara di depan umum secara baik. Mien R Uno, Tantowi Yahya dan Charle Bonar T Sirait telah merintis hal ini. tapi jumlahnya masih sangat terbatas.
Semoga saya bisa mendirikan Sekolah Publik Speaking. Keinginan ku sudah 24 karat. Saya yakin Sukses.
Angkutan Travel Samarinda Balikpapan
Untuk pergi dari Samarinda ke Balikpapan atau sebaliknya biasanya kalau tidak punya mobil sendiri maka bisa menggunakan bus, mobil rental dan mobil travel. Selain angkutan darat diatas masih ada taxi yang melayani Samarinda Balikpapan dan sebaliknya.
Frekuensi orang melakukan perjalanan dari Samarinda ke Balikpapan sangat besar, terutama untuk tujuan Bandara Sepinggan, maklum samarinda adalah ibukota provinsi. Kalau kita jalan-jalan keliling kota Samarinda akan banyak sekali kita jumpai perusahaan jasa penjualan tiket pesawat terbang. Saya bisa katakan Samarinda merupakan kota travel. Saya sampai tak habis pikir apa mereka semua bisa hidup secara ekonomis.
Orang-orang yang mau ke Bandara seringkali menggunakan mobil rental yang tarifnya antara 250.000 sampai 300.000 atau taksi sebesar 250.000. Kalau naik bus, repot karena terminalnya jauh dari Bandara. Naik mobil travel kurang nyaman di tambah jam keberangkatan yang hanya jam-jam tertentu saja artinya tidak flexible. Menggunakan mobil rental atau taksi tidak menjadi masalah kalu dilakukan bertiga atau berempat ongkosnya dapat ditekan, tapi kalu sendiri ongkos sebesar itu cukup berat.
Antara Samarinda - Balikpapan (Sepinggan) belum ada Travel yang secara berkala (tiap setengah jam atau satu jam) yang mengankut penumpang. Angkutan yang nyaman dan pemberangkatan secara berkala dapat dijadikan sarana investasi yang menguntungkan. Mungkin kita perlu belajar angkutan travel yang melayani Jakarta - Bandung dan sebaliknya. Sangat ramai dan prospektif. Anda mau mencoba berinvestasi di bidang ini. tidak ada salahnya untuk dicoba bukan?
Peluang Agribisnis di Kaltim
Berada di Kalimanatan Timur, terutama di Samarinda seperti merasakan suasana kota-kota di pulau Jawa pada umumnya. Banyak orang jawa yang sudah menjadi warga Samarinda, maka tak heran kita sewaktu-waktu seringkali mendengarkan percakapan penduduknya dengan menggunakan bahasa Jawa. Orang Jawa yang banyak bermukim di Kaltim berasal dari Jawa Timur. Kalau ada pendataan saya perkirakan jumlah orang jawa melebihi etnis lainnya di propinsi ini.
Selama berada di provinsi ini ada sesuatu yang menarik yang berkaitan dengan sayuran dan hasil pertanian hampir sebagian besar di datangkan dari Pulau Jawa plus Pulau Sulawesi. Bukankah tanah disini masih sangat luas? Mengapa belum ada insan yang tergerak untuk mengelola pertanian secara baik? Mungkinkah karena secara perhitungan ekonomis merugikan. Akankah wilayah ini terus menerus tergantung wilayah lain untuk menyuplai kebutuhan pertaniannya?
Saya pikir tidak, pada suatu saat kaltim harus mempunyai sentra pertanian sendiri. selain membuka lapangan pekerjaan juga mempunyai pasar yang cukup bagus. Riset saya pikir perlu dilakukan untuk mengatasi kebutuhan hasil pertanian.
Bagi orang yang melihat permasalahan yang ada di kaltim saya pikir ini adalah sebuah peluang untuk melakukan investasi di bidang pertanian. Saya meyakini bahwa investasi di bidang pertanian di Kaltim sangat menguntungkan di kemudian hari.
Minggu, 24 Januari 2010
Menuju Titik Nol
Menuju titik nol, menggambarkan tekad penulis yang hendak menuju titik dimana saya ada kemungkinan berada pada posisi tidak memperoleh penghasilan apapun. Menuju karena saat ini penulis adalah seorang pegawai yang memiliki penghasilan tiap bulannya. Keinginan penulis untuk melepas status pegawai akan membawa kepada situasi tidak berpenghasilan sama sekali. Nol Penghasilan. Tanpa Penghasilan. Itulah maksud judul yang ada di atas.
Semuanya menjadi tidak mudah bagi penulis, dengan imbalan pegawai menengah yang memiliki penghasilan/gaji di atas 10 juta rupiah per bulannya. Bersiap menghapus kemapanan yang menyelimutiku selama ini. Saya mempertaruhkan harapan istri dan anak-anak. Apakah saya sedang berjudi dengan kehidupan? Kebetulan salah satu sifat ku demikian saya suka hidup dalam pertaruhan. Saya menyukai hidup yang bergelombang. Saya sudah sangat bosan dengan kehidupan yang datar-datar saja. Tidak menantang. Tidak menimbulkan gejolak kehidupan.
Saya senang bermain game, baik itu di komputer maupun di Play station. Saya selalu menikmati ketika bermain game berikut ritme kemenangan dan kekalahan yang saya alami. Saya meyakini begitulah hidupku seharusnya ikut berperan dalam kehidupan. Saya harusnya bisa menentukan jalan hidupku.
(bersambung ............)
Langganan:
Postingan (Atom)